Rabu, 23 Mei 2012

Inilah Tokoh Publik dan Ormas Yang Menolak Konser Lady Gaga


Selain sejumlah tokoh yang mendukung berlangsungnya konser penyanyi penyembah setan, Lady Gaga, sejumlah tokoh, pejabat,  dan organisasi massa menyatakan penolakannya atas konser yang akan dilaksanakan di Jakarta karena khawatir atas efek buruk atas kehadirannya di Indonesia.
Inilah beberapa tokoh dan organisasi tersebut:
Pernyataan Resmi Majelis Ulama Indonesia
Menunjuk surat Kapolri Cq Kepala Baintelkam Polri no.B/325/V/2012 tertanggal 21 Mei 2012 perihal konser Lady Gaga, Dewan Pimpinan MUI setelah melakukan kajian dan rapat Pimhar MUI serta mendengar masukan masyarakat dan umat Islam terkait rencana konser musik Lady Gaga di Indonesia, MENOLAK konser tersebut karena alasan sebagai berikut:
  1. Bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara serta norma agama
  2. Lady Gaga merupakan ikon pornografi dan liberalisme budaya yang bertentangan dengan UUD 1945.
  3. Rencana konser tersebut telah menyebabkan pro-kontra yang menguras energi bangsa dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Sehingga mencegah hal negatif HARUS didahulukan daripada mengejar kesenangan sesaat.
  4. Konser tersebut telah mengumbar hedonisme, mematikan semangat kesetiakawanan sosial dan solidaritas bangsa serta tidak sensitif terhadap fenomena kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Front Pembela Islam
Front Pembela Islam (FPI) bersikukuh akan tetap menolak konser Lady Gaga meskipun penyanyi asal Amerika Serikat tersebut mengubah atraksi panggungnya yang selama ini dikenal erotis.
Sekretaris DPD FPI Cabang DKI Jakarta, Habib Novel Ba Mu’min  mengatakan meski Lady Gaga berjanji akan berpakaian sopan dan tidak akan melantunkan lagu yang memuat lirik pemujaan kepada iblis, namun FPI tetap menolak.
“FPI itu menolak karena Lady Gaga telah menjadi ikon atau tercitrakan sebagai pemuja iblis. kami tegaskan sekali lagi, FPI mengecam konser Lady Gaga,” tegas Novel saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (21/5/2012).
Saat ditanya perihal adanya 150 tiket yang dimiliki FPI Bekasi, Novel mengaku sudah mengetahui hal itu namun dirinya harus memastikan kebenarannya. “Jika pun itu benar, penolakan konser Lady Gaga bisa dilakukan di mana saja,” singkat Novel.
Hasyim Muzadi, Mantan Ketum PBNU
Menurut Hasyim, banyak kalangan selalu bicara kebebasan atas nama HAM. Termasuk, soal konser Lady Gaga. Namun, dalam kasus tertentu mereka tak berani menyebut orang melanggar HAM.
“Kelompok ini tidak mungkin mencap Israel melanggar HAM sekalipun ngebom dimana-mana. Atau Indonesianisme, yakni HAM untuk membela kepentingan kebangsaan. Atau HAM merupakan monster yang justru akan digunakan melindas norma kebangsaan Indonesia,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini menegaskan kembali, kenyataan di lapangan, kelompok yang paling getol menggunakan HAM adalah neolib dan neokom yang menggunting norma-norma agama.
“Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekannya dan humanismenya,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, masalah konser Lady Gaga di Indonesia yang kini menjadi perdebatan banyak kalangan, adalah ujian nyata pemerintah. Polisi, katanya, bisa saja berubah pikiran karena tak kuat menahan serangan pihak-pihak yang sepakat terhadap konser Lady Gaga.
“Dari sini diuji ‘kelamin’ pemerintah via polri. Mau ngambil kelamin yang mana. Buat saya, sebaiknya polri melarang. Toh yang teriak-teriak berselancar, akhirnya tidak tanggungjawab,” ungkapnya.
Ditegaskan kembali, jika kelompok pendukung konser Lady Gaga di Indonesia mengatas namakan HAM, maka kelompok yang menolak Lady Gaga juga bisa mengatas namakan HAM.
“Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang menentang juga berdasarkan HAM untuk menentang? Karena menentang pun juga HAM kan ? Ingat, membela normapun punya HAM,” tandas KH Hasyim Muzadi .
Sikap Resmi Partai Persatuan Pembangunan
Setelah Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan juga menolak pelaksaanaan konser penyanyi Amerika Serikat, Lady Gaga, yang akan digelar Juni mendatang.
“Segera akan kami surati Mabes Polri untuk mengeluarkan surat penolakan konser itu,” ujar Sekretaris Jenderal PPP Muhammad Romahurmuzy, saat dihubungi, Selasa, 15 Mei 2012.
Menurut dia, surat itu akan dilayangkan ke Mabes Polri pada pekan depan. “Mabes Polri harus membatalkan konser ini.”
Penolakan PPP, kata Romy, karena syair yang ada dalam lagu Lady Gaga mengandung makna antireligius. Hal ini, lanjut dia, bertentangan dengan dasar negara yang berlandaskan agama. Pelarangan terhadap konser Lady Gaga ini juga sesuai dengan Ketetapan MPR yang melarang penyebaran paham antireligius.
Romy menambahkan, syair Lady Gaga juga menganut vandalisme. “Ini tidak selayakya dinikmati anak muda kita,” ujar dia. Sebab itu, kata Romy, mencegah konser Lady Gaga sama dengan mencegah penyebaran paham vandalis.
Taufik Kiemas, Ketua MPR dari PDIP
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufik Kiemas menilai Polda Metro Jaya pasti sudah mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan tak memberikan rekomendasi atas konser Lady Gaga yang hendak digelar pada 3 Juni 2012 .
“Mungkin pertimbangan polisi ada betulnya juga,” kata Taufik di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Polda Metro Jaya tak memberikan rekomendasi untuk konser tersebut setelah mendapat masukan dari berbagai pihak untuk melarang konser itu karena penampilan Lady Gaga dinilai tidak sesuai dengan budaya dan moral bangsa Indonesia. Polisi menyebut penampilan Lady Gaga dalam konser- konser sebelumnya memperlihatkan aurat dan gerakan-gerakan erotis yang cenderung menampilkan pornoaksi. Hal itu bertentangan dengan moral dan budaya bangsa Indonesia.
Taufik mengatakan, selama ini polisi selalu memberi izin kepada artis luar negeri untuk menggelar konser di Indonesia, asalkan tidak melanggar moral dan budaya Indonesia. Bahkan, kata dia, polisi juga ikut berjaga selama konser. “Sebelum ini tidak dilarang, justru dilindungi keamanannya,” kata politisi senior PDI Perjuangan itu.
Dede Yusuf, Wagub Jabar (Anggota Partai Demokrat)
Dede Yusuf, yang pernah populer sebagai aktor, tak menyetujui penyelenggaraan konser Born This Way Tour vokalis dunia Lady Gaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012.
“Saya enggak setuju kalau dia konser di sini karena masih banyak artis lain, masih ada penyanyi lain yang  lebih bagus dilihat ketimbang Lady Gaga,” ungkap Dede, dalam wawancara di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2012).
Mengingat Gaga juga kerap menebar kontroversi di mana-mana, termasuk di negara asalnya, Amerika Serikat, Dede berharap para promotor di Indonesia bisa lebih bijak untuk memilih artis-artis musik dunia yang akan menggelar konser di Indonesia. “Karena Lady Gaga sendiri kontroversi di Amerika, jadi kenapa enggak (memilih) artis-artis lain yang lebih santun,” sarannya.
Dede berpesan agar masyarakat tak melupakan adab “Timur” yang perlu dijunjung. “Indonesia ini adalah kultur “Timur”. Begitu ada kultur yang berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit untuk mengontrol dan menjaga budaya kita,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat ini.
Marzuki Alie, Ketua DPR dari Partai Demokrat
Ketua DPR Marzuki Alie menyerahkan semua perizinan konser Lady Gaga di Jakarta kepada pihak kepolisian.
“Itu tugas kepolisian, saya bukan pengamat konser, jadi tidak tau persis pertunjukannya,” kata Marzuki saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (22/5).
Menurut Marzuki, jika Indonesia adalah negara Islam, sah-sah saja melarang konser Lady Gaga. “Kalau konsep negara Islam, bergabung laki dan perempuan saja dilarang, masalahnya ini bukan negara Islam,” tegas dia.
Karena itu, soal perizinan Marzuki berharap polisi bersikap objektif. Polisi tidak boleh memihak salah satu elemen baik itu promotor atau ormas tertentu.
“Ya, mereka (polisi) yang paling tau, dan saya berharap soal perizinan harus objektif dengan berbagai pertimbangan,” ujar dia.
Partai Keadilan Sejahtera
Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq menyatakan dukungannya kepada kepolisian yang tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga di Indonesia. Pertimbangan keamanan jauh lebih penting dibanding kebutuhan mendapatkan hiburan dengan aksi panggung yang kontroversial.
“Jika digelar untuk segmen tertentu, kemungkinan tidak akan muncul kontroversi di berbagai kalangan dan kelompok,” kata Lutfhi usai menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Hotel Tiara, Jl. Imam Bonjol, Medan, Minggu (20/5/2012) siang.
Sebelumnya politisi senior PKS ini menyatakan rencana konser Lady Gaga tidak akan menjadi kontroversi jika digelar untuk penonton segmen tertentu. Namun yang terjadi adalah penyanyi dari AS itu akan tampil di khalayak umum dengan segmen yang beragam, termasuk remaja belia.
Di samping stigma negatif yang disandang Lady Gaga, konser sosok yang disebut-sebut pemuja setan ini dikhawatirkan berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Maka tepat bila Polda Metro Jaya yang tidak mengeluarkan izin adalah langkah tepat demi menjaga keamanan.
“Keamanan baik untuk Lady Gaga sendiri dan bagi penonton,” tambah Luthfi.
Syaifudin Amsir, Seorang Ulama Asli Betawi dan Syuriah NU
Prof DR KH Syaifudin Amsir MA, seorang ulama asli Betawi, tegas menolak kedatangan Lady Gaga ke Indonesia untuk menggelar konser di Stadion Gelora Utama gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012 mendatang.
Hal tersebut disampaikan di hadapan ratusan para ulama dan habaib serta puluhan ribu umat Islam yang menghadiri haul pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Dalur Hadits, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (20/5/2012).
“Saya heran pada orang Indonesia. Sudah jelas-jelas Lady Gaga itu ditolak di banyak negara, di Indonesia kok malah mau diperbolehkan. Ketinggalan zaman. Banyak negara sudah berpemikiran maju, rakyat Indonesia kok malah meributkan soal Lady Gaga,” kata kiai yang menjabat Syuriah PBNU itu.
Lebih lanjut Kiai Syaifudin Amsir mengatakan, penampilan Lady Gaga jelas melanggar UU Pornografi dan pornoaksi. Selain itu jelas mengumbar maksiat. “Belum lagi prilaku menyimpang lainnya. Mari jangan rakyat Indonesia jangan bersikap aneh,” katanya lantang.
Para ulama dan habaib jelas tegas menolak kedatangan Lady Gaga itu. “Tak usah diperdebatkan lagi. Banyak negara sudah menolaknya apalagi Indonesia yang mayoritas rakyatnya adalah umat Islam,” katanya, disambut tepuk riuh hadirin saat itu.
Amien Rais, Dewan Pembina PAN dan Mantan Ketum Muhammadiyah
Penasehat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais meminta konser Lady Gaga di Indonesia dibatalkan.
Menurutnya, cara menari dan tindak-tanduk penyanyi pop eksentrik asal Amerika Serikat tersebut kelewatan dan tidak sesuai dengan budaya Nusantara. Amien Rais mengaku awalnya tidak tahu menahu mengenai sosok Lady Gaga.Namun setelah menjadi polemik di media massa,mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini mencari tahu melalui YouTube.
“Dan memang ketika saya melihat cara dia menari dan melenggak-lenggokkan badannya, menurut saya itu memang sudah kelewatan,” kata Amien Rais usai me-launching Penerapan Metode Edutainment Humanizing The Classroom di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta,kemarin.
Selain tariannya,Lady Gaga juga kelewatan dalam syairsyair lagu yang ditulisnya, utamanya yang bertema agama. Seperti lagu berjudul Judas yang menghina agama Kristen. “Filipina saja yang merupakan negara sekuler, juga menolak dan itu biasa saja,”tuturnya. Untuk itu,Amien berpendapat konser Lady Gaga tidak perlu diadakan di Indonesia.
Dan bagi penggemar Lady Gaga tidak perlu kecewa karena masih bisa melihat pertunjukan penyanyi kontroversial ini melalui internet. “Melalui YouTubebisa dilihat Lady Gaga selama berjam-jam. Semua yang pernah ditampilkan Lady Gaga baik di Eropa, Jepang, dan Hongkong bisa kita nikmati walau tidak lihat langsung,” ujarnya.
Kementerian Agama
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyatakan, sudah menjadi kewajibannya untuk mengingatkan pada pihak-pihak terkait agar membatalkan konser Lady GaGa, di Jakarta, guna melindungi agama-agama yang ada di Indonesia.
“Selaku Ketua Satuan Tugas Pornografi, hal itu menjadi tugas saya melindungi agama-agama di Indonesia,” kata SDA, sapaan akrab Suryadharma Ali di hadapan peserta Rapat Kerja Kanwil Provinsi Sulsel di Asrama Haji Makassar, Senin (21/05/2012).
Menag mengatakan, konser Lady GaGa di berbagai tempat sudah menimbulkan penolakan. Rencana konsernya pun di Jakarta menimbulkan kontroversial. Bagi Kemenag, tentu berkewajiban melindungi semua umat.
Indonesia, lanjut SDA, kini menghadapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan akhlak. Tapi di sisi lain, pihaknya dituding oleh kelompok pendukung konser Lady GaGa sebagai kalangan tak tahu seni, miskin pergaulan internasional. Bahkan ada Ormas yang mengatakan ‘iman kelompok Ormas itu tak goyah walau ada 1000 Lady GaGa di Jakarta’.
Pernyataan itu, hanya menjaga kelompok. Tapi, Kemenag harus melindungi semua umat, bukan hanya Islam, tapi juga agama-agama lainnya, katanya menegaskan.
Sudah menjadi kewajiban para pegawai di Kemenag menjaga umat dan generasi penerus dari kerusakan moral. Peningkatan kualitas agama dan pendidikan keagamaan merupakan hal yang penting ke depan. Untuk itulah pihaknya mengingatkan agar kultur yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa, agama dan etika bangsa hendaknya ditolak. “Jangan membangunkan macan yang sedang tidur,” katanya.
Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia
Menurut Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Fahmi Salim, Islam tidak berbenturan dengan budaya lokal, tentunya budaya yang direkonstruksi ulang dan diisi oleh nilai-nilai Islam di dalamnya.
Menyinggung soal konser Lady Gaga yang bakal digelar 3 Juni mendatang di Jakarta, Fahmi Salim sependapat dengan sikap Front Pembela Islam dan sejumlah ormas Islam lainnya, yang menyatakan penolakannya  terhadap perilaku dan simbol-simbol kekufuran yang selama ini menjadi icon seorang Lady Gaga.
“Yang menolak, bukan hanya kalangan Islam kok, tapi juga kaum Kristiani. Saya menilai, Lady Gaga, jelas-jelas menghina simbol-simbol agama, terutama Kristen. Tak hanya itu, Gaga telah mempertontonkan aurat secara seronok. Sudah tak terbantahkan, bahwa Lady Gaga itu juga salah satu icon pornografi. Meski di Indonesia sendiri, banyak artis-artis pelantun dangdut yang tak kalah ekstrim dengan Lady Gaga, bukan hanya goyangnya yang erotis, tapi juga penampilannya. Tak dipungkiri, dangdut erotis seperti Trio Macan dan sejenisnya begitu marak di kampung-kampung,” ungkap Fahmi.
Muhammad Al Khaththath dari Forum Umat Islam
FUI (Forum Umat Islam) menyatakan dengan gamblang penolakannya akan konser dari “Mother Monster” itu.
Dalam sebuah wawancara di TVOne dengan tema “Konser Lady GaGa(L)” , Ketua FUI, Muhammad al Khaththah mengatakan kalau konser yang mendatangkan penyanyi Lady GaGa dianggapnya telah melanggar akidah. “Sangat berseberangan dengan akidah dan moral masyarakat karena negara kita adalah negara yang beragama,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung dengan tegas dan berani Al Khaththah menggelontorkan ungkapan yang cukup mengejutkan untuk pemilik nama Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. “Figur Lady GaGa sudah masuk kategori penghuni neraka.”
Menurut Al Khaththah, video dan penampilan pelantun “Born This Way” itu sebagaimana yang tersebar di internet adalah ikon porno. “Dia (GaGa) itu obral aurat, lihat saja di internet atau cari saja di google, dia itu menyandang 2 ikon yakni ikon pornografi dan pornoaksi.”
Yang lebih meyakinkan Al Khaththah untuk GaGa agar tidak tampil di Jakarta adalah demi generasi muda, karena menurutnya, mengedepankan moral bangsa yang kini harus diutamakan. Bahkan dia meyakini isi lagu yang GaGa ciptakan sudah mengandung kontroversi bagi agama yang tak layak untuk dikonsumsi bangsa Indonesia. “Lihat saja setiap lirik dari lagu yang GaGa buat mengandung aliran sesat, yang akan dia nyanyikan di konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, itu sama saja dia akan mendirikan kerajaan setan di Jakarta makanya kita larang,” tegasnya.
Opick dan Hari Pantja dari Kalangan Selebritis
Penyanyi lagu-lagu religi, Aunur Rofiq Lil Firdaus atau Opick, angkat bicara seputar rencana kedatangan penyanyi kontroversial Lady Gaga ke Indonesia. Menurut dia, Gaga sengaja datang buat membaptis pengikut setan.
“Lady Gaga ke sini (Indonesia-Red.) karena ada 100 ribu penonton yang akan dibaptis masuk sebagai pengikut setan,” kata Opick di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (19/5).
Opick tak setuju Lady Gaga berkonser di Indonesia. “Masak saya harus membela setan,” kata pelantun lagu Tombo Ati ini.
Nyaris senada, aktor Hari Pantja mengatakan, Lady Gaga harus mengikuti peraturan andai jadi datang ke Indonesia. “Harus kita filter, bukan berarti harus ditolak, tapi kita beri batasan-batasan. Kalau dia mau mengikuti, silakan. Tapi kalau tidak, ya, tak usah saja,” kata pembawa acara Dunia Lain, ini.
Menurut dia, selama Lady Gaga mau mengikuti berbagai persyaratan yang ditentukan, tak jadi masalah penyanyi kontroversial ini datang ke Indonesia. “Semua itu ada sisi negatif dan sisi positifnya. Kita ambil sisi positifnya saja,” katanya.
Dia mengingatkan, masyarakat tak cepat berburuk sangka dengan menilai Lady Gaga adalah pengikut setan. “Kita berpikir positif dulu, negatifnya kita blok. Kalau dia tidak bisa menahan negatifnya, ya, sudah, tidak usah saja,” beber dia.

Sumber: http://www.fimadani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukron telah berkomentar