Selain sejumlah tokoh yang mendukung berlangsungnya konser penyanyi
penyembah setan, Lady Gaga, sejumlah tokoh, pejabat, dan organisasi
massa menyatakan penolakannya atas konser yang akan dilaksanakan di
Jakarta karena khawatir atas efek buruk atas kehadirannya di Indonesia.
Inilah beberapa tokoh dan organisasi tersebut:
Pernyataan Resmi Majelis Ulama Indonesia
Menunjuk surat Kapolri Cq Kepala Baintelkam Polri no.B/325/V/2012
tertanggal 21 Mei 2012 perihal konser Lady Gaga, Dewan Pimpinan MUI
setelah melakukan kajian dan rapat Pimhar MUI serta mendengar masukan
masyarakat dan umat Islam terkait rencana konser musik Lady Gaga di
Indonesia, MENOLAK konser tersebut karena alasan sebagai berikut:
- Bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara serta norma agama
- Lady Gaga merupakan ikon pornografi dan liberalisme budaya yang bertentangan dengan UUD 1945.
- Rencana konser tersebut telah menyebabkan pro-kontra yang menguras energi bangsa dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Sehingga mencegah hal negatif HARUS didahulukan daripada mengejar kesenangan sesaat.
- Konser tersebut telah mengumbar hedonisme, mematikan semangat kesetiakawanan sosial dan solidaritas bangsa serta tidak sensitif terhadap fenomena kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Front Pembela Islam
Front Pembela Islam (FPI) bersikukuh akan tetap menolak konser Lady
Gaga meskipun penyanyi asal Amerika Serikat tersebut mengubah atraksi
panggungnya yang selama ini dikenal erotis.
Sekretaris DPD FPI Cabang DKI Jakarta, Habib Novel Ba Mu’min
mengatakan meski Lady Gaga berjanji akan berpakaian sopan dan tidak akan
melantunkan lagu yang memuat lirik pemujaan kepada iblis, namun FPI
tetap menolak.
“FPI itu menolak karena Lady Gaga telah menjadi ikon atau tercitrakan
sebagai pemuja iblis. kami tegaskan sekali lagi, FPI mengecam konser
Lady Gaga,” tegas Novel saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin
(21/5/2012).
Saat ditanya perihal adanya 150 tiket yang dimiliki FPI Bekasi, Novel
mengaku sudah mengetahui hal itu namun dirinya harus memastikan
kebenarannya. “Jika pun itu benar, penolakan konser Lady Gaga bisa
dilakukan di mana saja,” singkat Novel.
Hasyim Muzadi, Mantan Ketum PBNU
Menurut Hasyim, banyak kalangan selalu bicara kebebasan atas nama
HAM. Termasuk, soal konser Lady Gaga. Namun, dalam kasus tertentu mereka
tak berani menyebut orang melanggar HAM.
“Kelompok ini tidak mungkin mencap Israel melanggar HAM sekalipun
ngebom dimana-mana. Atau Indonesianisme, yakni HAM untuk membela
kepentingan kebangsaan. Atau HAM merupakan monster yang justru akan
digunakan melindas norma kebangsaan Indonesia,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini menegaskan
kembali, kenyataan di lapangan, kelompok yang paling getol menggunakan
HAM adalah neolib dan neokom yang menggunting norma-norma agama.
“Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa
tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekannya dan
humanismenya,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, masalah konser Lady Gaga di Indonesia
yang kini menjadi perdebatan banyak kalangan, adalah ujian nyata
pemerintah. Polisi, katanya, bisa saja berubah pikiran karena tak kuat
menahan serangan pihak-pihak yang sepakat terhadap konser Lady Gaga.
“Dari sini diuji ‘kelamin’ pemerintah via polri. Mau ngambil kelamin
yang mana. Buat saya, sebaiknya polri melarang. Toh yang teriak-teriak
berselancar, akhirnya tidak tanggungjawab,” ungkapnya.
Ditegaskan kembali, jika kelompok pendukung konser Lady Gaga di
Indonesia mengatas namakan HAM, maka kelompok yang menolak Lady Gaga
juga bisa mengatas namakan HAM.
“Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang
menentang juga berdasarkan HAM untuk menentang? Karena menentang pun
juga HAM kan ? Ingat, membela normapun punya HAM,” tandas KH Hasyim
Muzadi .
Sikap Resmi Partai Persatuan Pembangunan
Setelah Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan juga
menolak pelaksaanaan konser penyanyi Amerika Serikat, Lady Gaga, yang
akan digelar Juni mendatang.
“Segera akan kami surati Mabes Polri untuk mengeluarkan surat
penolakan konser itu,” ujar Sekretaris Jenderal PPP Muhammad
Romahurmuzy, saat dihubungi, Selasa, 15 Mei 2012.
Menurut dia, surat itu akan dilayangkan ke Mabes Polri pada pekan depan. “Mabes Polri harus membatalkan konser ini.”
Penolakan PPP, kata Romy, karena syair yang ada dalam lagu Lady Gaga
mengandung makna antireligius. Hal ini, lanjut dia, bertentangan dengan
dasar negara yang berlandaskan agama. Pelarangan terhadap konser Lady
Gaga ini juga sesuai dengan Ketetapan MPR yang melarang penyebaran paham
antireligius.
Romy menambahkan, syair Lady Gaga juga menganut vandalisme. “Ini
tidak selayakya dinikmati anak muda kita,” ujar dia. Sebab itu, kata
Romy, mencegah konser Lady Gaga sama dengan mencegah penyebaran paham
vandalis.
Taufik Kiemas, Ketua MPR dari PDIP
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufik Kiemas menilai Polda
Metro Jaya pasti sudah mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan
tak memberikan rekomendasi atas konser Lady Gaga yang hendak digelar
pada 3 Juni 2012 .
“Mungkin pertimbangan polisi ada betulnya juga,” kata Taufik di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Polda Metro Jaya tak memberikan rekomendasi untuk konser tersebut
setelah mendapat masukan dari berbagai pihak untuk melarang konser itu
karena penampilan Lady Gaga dinilai tidak sesuai dengan budaya dan moral
bangsa Indonesia. Polisi menyebut penampilan Lady Gaga dalam konser-
konser sebelumnya memperlihatkan aurat dan gerakan-gerakan erotis yang
cenderung menampilkan pornoaksi. Hal itu bertentangan dengan moral dan
budaya bangsa Indonesia.
Taufik mengatakan, selama ini polisi selalu memberi izin kepada artis
luar negeri untuk menggelar konser di Indonesia, asalkan tidak
melanggar moral dan budaya Indonesia. Bahkan, kata dia, polisi juga ikut
berjaga selama konser. “Sebelum ini tidak dilarang, justru dilindungi
keamanannya,” kata politisi senior PDI Perjuangan itu.
Dede Yusuf, Wagub Jabar (Anggota Partai Demokrat)
Dede Yusuf, yang pernah populer sebagai aktor, tak menyetujui
penyelenggaraan konser Born This Way Tour vokalis dunia Lady Gaga di
Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012.
“Saya enggak setuju kalau dia konser di sini karena masih banyak
artis lain, masih ada penyanyi lain yang lebih bagus dilihat ketimbang
Lady Gaga,” ungkap Dede, dalam wawancara di Teater Jakarta, Taman Ismail
Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2012).
Mengingat Gaga juga kerap menebar kontroversi di mana-mana, termasuk
di negara asalnya, Amerika Serikat, Dede berharap para promotor di
Indonesia bisa lebih bijak untuk memilih artis-artis musik dunia yang
akan menggelar konser di Indonesia. “Karena Lady Gaga sendiri
kontroversi di Amerika, jadi kenapa enggak (memilih) artis-artis lain
yang lebih santun,” sarannya.
Dede berpesan agar masyarakat tak melupakan adab “Timur” yang perlu
dijunjung. “Indonesia ini adalah kultur “Timur”. Begitu ada kultur yang
berlebihan, kami sebagai pemerintah akan lebih sulit untuk mengontrol
dan menjaga budaya kita,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat ini.
Marzuki Alie, Ketua DPR dari Partai Demokrat
Ketua DPR Marzuki Alie menyerahkan semua perizinan konser Lady Gaga di Jakarta kepada pihak kepolisian.
“Itu tugas kepolisian, saya bukan pengamat konser, jadi tidak tau
persis pertunjukannya,” kata Marzuki saat dihubungi merdeka.com,
Jakarta, Selasa (22/5).
Menurut Marzuki, jika Indonesia adalah negara Islam, sah-sah saja
melarang konser Lady Gaga. “Kalau konsep negara Islam, bergabung laki
dan perempuan saja dilarang, masalahnya ini bukan negara Islam,” tegas
dia.
Karena itu, soal perizinan Marzuki berharap polisi bersikap objektif.
Polisi tidak boleh memihak salah satu elemen baik itu promotor atau
ormas tertentu.
“Ya, mereka (polisi) yang paling tau, dan saya berharap soal perizinan harus objektif dengan berbagai pertimbangan,” ujar dia.
Partai Keadilan Sejahtera
Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq menyatakan dukungannya kepada
kepolisian yang tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga di Indonesia.
Pertimbangan keamanan jauh lebih penting dibanding kebutuhan mendapatkan
hiburan dengan aksi panggung yang kontroversial.
“Jika digelar untuk segmen tertentu, kemungkinan tidak akan muncul
kontroversi di berbagai kalangan dan kelompok,” kata Lutfhi usai
menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Hotel
Tiara, Jl. Imam Bonjol, Medan, Minggu (20/5/2012) siang.
Sebelumnya politisi senior PKS ini menyatakan rencana konser Lady
Gaga tidak akan menjadi kontroversi jika digelar untuk penonton segmen
tertentu. Namun yang terjadi adalah penyanyi dari AS itu akan tampil di
khalayak umum dengan segmen yang beragam, termasuk remaja belia.
Di samping stigma negatif yang disandang Lady Gaga, konser sosok yang
disebut-sebut pemuja setan ini dikhawatirkan berdampak buruk bagi
masyarakat Indonesia. Maka tepat bila Polda Metro Jaya yang tidak
mengeluarkan izin adalah langkah tepat demi menjaga keamanan.
“Keamanan baik untuk Lady Gaga sendiri dan bagi penonton,” tambah Luthfi.
Syaifudin Amsir, Seorang Ulama Asli Betawi dan Syuriah NU
Prof DR KH Syaifudin Amsir MA, seorang ulama asli Betawi, tegas
menolak kedatangan Lady Gaga ke Indonesia untuk menggelar konser di
Stadion Gelora Utama gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012
mendatang.
Hal tersebut disampaikan di hadapan ratusan para ulama dan habaib
serta puluhan ribu umat Islam yang menghadiri haul pendiri dan pengasuh
Pondok Pesantren Dalur Hadits, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu
(20/5/2012).
“Saya heran pada orang Indonesia. Sudah jelas-jelas Lady Gaga itu
ditolak di banyak negara, di Indonesia kok malah mau diperbolehkan.
Ketinggalan zaman. Banyak negara sudah berpemikiran maju, rakyat
Indonesia kok malah meributkan soal Lady Gaga,” kata kiai yang menjabat
Syuriah PBNU itu.
Lebih lanjut Kiai Syaifudin Amsir mengatakan, penampilan Lady Gaga
jelas melanggar UU Pornografi dan pornoaksi. Selain itu jelas mengumbar
maksiat. “Belum lagi prilaku menyimpang lainnya. Mari jangan rakyat
Indonesia jangan bersikap aneh,” katanya lantang.
Para ulama dan habaib jelas tegas menolak kedatangan Lady Gaga itu.
“Tak usah diperdebatkan lagi. Banyak negara sudah menolaknya apalagi
Indonesia yang mayoritas rakyatnya adalah umat Islam,” katanya, disambut
tepuk riuh hadirin saat itu.
Amien Rais, Dewan Pembina PAN dan Mantan Ketum Muhammadiyah
Penasehat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais meminta konser Lady Gaga di Indonesia dibatalkan.
Menurutnya, cara menari dan tindak-tanduk penyanyi pop eksentrik asal
Amerika Serikat tersebut kelewatan dan tidak sesuai dengan budaya
Nusantara. Amien Rais mengaku awalnya tidak tahu menahu mengenai sosok
Lady Gaga.Namun setelah menjadi polemik di media massa,mantan Ketua
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini mencari tahu melalui YouTube.
“Dan memang ketika saya melihat cara dia menari dan
melenggak-lenggokkan badannya, menurut saya itu memang sudah kelewatan,”
kata Amien Rais usai me-launching Penerapan Metode Edutainment
Humanizing The Classroom di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta,kemarin.
Selain tariannya,Lady Gaga juga kelewatan dalam syairsyair lagu yang
ditulisnya, utamanya yang bertema agama. Seperti lagu berjudul Judas
yang menghina agama Kristen. “Filipina saja yang merupakan negara
sekuler, juga menolak dan itu biasa saja,”tuturnya. Untuk itu,Amien
berpendapat konser Lady Gaga tidak perlu diadakan di Indonesia.
Dan bagi penggemar Lady Gaga tidak perlu kecewa karena masih bisa
melihat pertunjukan penyanyi kontroversial ini melalui internet.
“Melalui YouTubebisa dilihat Lady Gaga selama berjam-jam. Semua yang
pernah ditampilkan Lady Gaga baik di Eropa, Jepang, dan Hongkong bisa
kita nikmati walau tidak lihat langsung,” ujarnya.
Kementerian Agama
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyatakan, sudah menjadi
kewajibannya untuk mengingatkan pada pihak-pihak terkait agar
membatalkan konser Lady GaGa, di Jakarta, guna melindungi agama-agama
yang ada di Indonesia.
“Selaku Ketua Satuan Tugas Pornografi, hal itu menjadi tugas saya
melindungi agama-agama di Indonesia,” kata SDA, sapaan akrab Suryadharma
Ali di hadapan peserta Rapat Kerja Kanwil Provinsi Sulsel di Asrama
Haji Makassar, Senin (21/05/2012).
Menag mengatakan, konser Lady GaGa di berbagai tempat sudah
menimbulkan penolakan. Rencana konsernya pun di Jakarta menimbulkan
kontroversial. Bagi Kemenag, tentu berkewajiban melindungi semua umat.
Indonesia, lanjut SDA, kini menghadapi berbagai persoalan yang
berkaitan dengan akhlak. Tapi di sisi lain, pihaknya dituding oleh
kelompok pendukung konser Lady GaGa sebagai kalangan tak tahu seni,
miskin pergaulan internasional. Bahkan ada Ormas yang mengatakan ‘iman
kelompok Ormas itu tak goyah walau ada 1000 Lady GaGa di Jakarta’.
Pernyataan itu, hanya menjaga kelompok. Tapi, Kemenag harus
melindungi semua umat, bukan hanya Islam, tapi juga agama-agama lainnya,
katanya menegaskan.
Sudah menjadi kewajiban para pegawai di Kemenag menjaga umat dan
generasi penerus dari kerusakan moral. Peningkatan kualitas agama dan
pendidikan keagamaan merupakan hal yang penting ke depan. Untuk itulah
pihaknya mengingatkan agar kultur yang tak sesuai dengan kepribadian
bangsa, agama dan etika bangsa hendaknya ditolak. “Jangan membangunkan
macan yang sedang tidur,” katanya.
Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia
Menurut Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia
(MIUMI) Ustadz Fahmi Salim, Islam tidak berbenturan dengan budaya lokal,
tentunya budaya yang direkonstruksi ulang dan diisi oleh nilai-nilai
Islam di dalamnya.
Menyinggung soal konser Lady Gaga yang bakal digelar 3 Juni mendatang
di Jakarta, Fahmi Salim sependapat dengan sikap Front Pembela Islam dan
sejumlah ormas Islam lainnya, yang menyatakan penolakannya terhadap
perilaku dan simbol-simbol kekufuran yang selama ini menjadi icon
seorang Lady Gaga.
“Yang menolak, bukan hanya kalangan Islam kok, tapi juga kaum
Kristiani. Saya menilai, Lady Gaga, jelas-jelas menghina simbol-simbol
agama, terutama Kristen. Tak hanya itu, Gaga telah mempertontonkan aurat
secara seronok. Sudah tak terbantahkan, bahwa Lady Gaga itu juga salah
satu icon pornografi. Meski di Indonesia sendiri, banyak artis-artis
pelantun dangdut yang tak kalah ekstrim dengan Lady Gaga, bukan hanya
goyangnya yang erotis, tapi juga penampilannya. Tak dipungkiri, dangdut
erotis seperti Trio Macan dan sejenisnya begitu marak di
kampung-kampung,” ungkap Fahmi.
Muhammad Al Khaththath dari Forum Umat Islam
FUI (Forum Umat Islam) menyatakan dengan gamblang penolakannya akan konser dari “Mother Monster” itu.
Dalam sebuah wawancara di TVOne dengan tema “Konser Lady GaGa(L)” ,
Ketua FUI, Muhammad al Khaththah mengatakan kalau konser yang
mendatangkan penyanyi Lady GaGa dianggapnya telah melanggar akidah.
“Sangat berseberangan dengan akidah dan moral masyarakat karena negara
kita adalah negara yang beragama,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung dengan tegas dan berani Al Khaththah
menggelontorkan ungkapan yang cukup mengejutkan untuk pemilik nama
Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. “Figur Lady GaGa sudah masuk
kategori penghuni neraka.”
Menurut Al Khaththah, video dan penampilan pelantun “Born This Way”
itu sebagaimana yang tersebar di internet adalah ikon porno. “Dia (GaGa)
itu obral aurat, lihat saja di internet atau cari saja di google, dia
itu menyandang 2 ikon yakni ikon pornografi dan pornoaksi.”
Yang lebih meyakinkan Al Khaththah untuk GaGa agar tidak tampil di
Jakarta adalah demi generasi muda, karena menurutnya, mengedepankan
moral bangsa yang kini harus diutamakan. Bahkan dia meyakini isi lagu
yang GaGa ciptakan sudah mengandung kontroversi bagi agama yang tak
layak untuk dikonsumsi bangsa Indonesia. “Lihat saja setiap lirik dari
lagu yang GaGa buat mengandung aliran sesat, yang akan dia nyanyikan di
konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, itu sama saja dia akan
mendirikan kerajaan setan di Jakarta makanya kita larang,” tegasnya.
Opick dan Hari Pantja dari Kalangan Selebritis
Penyanyi lagu-lagu religi, Aunur Rofiq Lil Firdaus atau Opick, angkat
bicara seputar rencana kedatangan penyanyi kontroversial Lady Gaga ke
Indonesia. Menurut dia, Gaga sengaja datang buat membaptis pengikut
setan.
“Lady Gaga ke sini (Indonesia-Red.) karena ada 100 ribu penonton yang
akan dibaptis masuk sebagai pengikut setan,” kata Opick di Cilacap,
Jawa Tengah, Sabtu (19/5).
Opick tak setuju Lady Gaga berkonser di Indonesia. “Masak saya harus membela setan,” kata pelantun lagu Tombo Ati ini.
Nyaris senada, aktor Hari Pantja mengatakan, Lady Gaga harus
mengikuti peraturan andai jadi datang ke Indonesia. “Harus kita filter,
bukan berarti harus ditolak, tapi kita beri batasan-batasan. Kalau dia
mau mengikuti, silakan. Tapi kalau tidak, ya, tak usah saja,” kata
pembawa acara Dunia Lain, ini.
Menurut dia, selama Lady Gaga mau mengikuti berbagai persyaratan yang
ditentukan, tak jadi masalah penyanyi kontroversial ini datang ke
Indonesia. “Semua itu ada sisi negatif dan sisi positifnya. Kita ambil
sisi positifnya saja,” katanya.
Dia mengingatkan, masyarakat tak cepat berburuk sangka dengan menilai
Lady Gaga adalah pengikut setan. “Kita berpikir positif dulu,
negatifnya kita blok. Kalau dia tidak bisa menahan negatifnya, ya,
sudah, tidak usah saja,” beber dia.
Sumber: http://www.fimadani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukron telah berkomentar