Rabu, 02 Mei 2012

Untuk Apa Kalian Berjilbab ?


Sering kita jumpai muslimah berjilbab—di sekolah, di kampus, di pasar , di kantor dan tempat-tempat lainnya. Itu artinya, jilbab bukan barang asing lagi bagi masyarakat. Bandingkan dengan kondisi jilbab di masa pemerintahan presiden Soeharto.

Namun dibalik semaraknya penggunaan jilbab saat ini, ada sesuatu yang ‘mengerikan’ (Oow…apa itu?). Ada ‘penurunan kualitas’ jilbab saat ini. Jika dulu, muslimah yang berjilbab tidak banyak namun insyaAllah berjilbab dengan benar sesuai dengan syari’at, maka sekarang sebaliknya. Muslimah yang berjilbab banyak, namun jilbabnya belum sesuai dengan syari’at.


Betapa sering kita melihat muslimah yang kepalanya tertutup—bahkan seluruh tubuhnya, namun auratnya malah semakin nampak. Jilbabnya transparan, pendek, lalu diikatkan ke leher, atau istilahnya jilbab cekek leher.


Berjilbab namun masih menampakkan aurat sebab ukurannya yang teramat pendek, tipis transparan dan dililitkan ke leher sehingga dadanya nampak. Mungkin ini yang disebut
‘Jilbab Gaul’? Berjilbab bukan atas perintah agama namun berhubung jilbab sudah menjadi trend dalam pergaulan, maka supaya disebut gaul dan trendy, dipakailah jilbab jenis ini, dan karena alasan berjilbabnya pun hanya untuk ‘gaul’ maka disebutlah jilbab ini sebagai jilbab gaul. Wallohua’lam.

Memakai jilbab lalu dipadukan dengan kaos/kemeja/baju yang ketat plus celana jeans yang super ketat pula, parahnya lagi ada yang memadukan dengan
legging. Sehingga lekuk tubuh dari muslimah ini terlihat dengan jelas. Innalillahi wainna ilaihi roji’un. 


Jilbab semacam ini adalah jilbab yang tidak syar’i, tidak sesuai dengan apa yang Allah tetapkan atasnya :


“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya…”
( An-Nur ayat 31)

Jilbab syar’i mesti dipadukan dengan pakaian yang syar’i pula. Pakaian yang syar’i salah satu cirinya adalah tidak menampakkanbentuk tubuh. Adalah sia-sia jika seorang muslimah berjilbab tapi masih menampakkan aurat, transparan dan ketat, hingga
‘mencetak’ lekuk-lekuk tubuhnya. Na’uzubillah min zalik.

Dengan demikian jilbab yang syar’i mesti terjulur sampai ke dada, hingga tidak ada sesuatu yang terlihat, en…’menonjol’ daripadanya.


Rasulullah Shallallahu’alaihi Waa Sallam bersabda:


“Dari ‘Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar ke tempat Rasulullah dan dia (Asma) memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling seraya bersabda, ‘Hai Asma, sesungguhnya apabila perempuan telah dewasa, tidak menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini’, sambil Rasulullah menunjukkan muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan.”
(HR. Abu Dawud)

Alangkah indahnya seandainya seluruh muslimah berjilbab dengan benar dan pakaiannya dapat menutup aurat dengan sempurna. Jilbab yang panjang, yang terhulur hingga ke dada bukanlah penghalang bagi muslimah dalam beraktivitas (sering kita dengar alasan seperti itu).


Sesungguhnya peraturan yang Allah tetapkan itu semuanya demi kebaikan kita. Dengan segala KemahatahuanNya, Allah turunkan perhiasan (pakaian) terbaik bagi muslimah yang dengannya terlindunglah kita dari berbagai fitnah. Maka, ketika seorang muslimah lari dari ketentuanNya, hakikatnya dia sedang mencelakakan dirinya sendiri.


Wahai muslimah, mari sempurnakan cara menutup aurat kalian.
Wallohulmusta’an

Sumber: http://naszubeiry.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukron telah berkomentar