Kamis, 09 Februari 2012

Masa Iya Masih Ikut Merayakan...



Februari.. oh.. februari..
sejak kapan dikau jadi bulan pink, apalagi tanggal 14, pernak-pernik cinta berserakan dimana-mana, katanya hari kasih sayang, Valentine's Day, hari kasih sayang, begitu mereka menyebutnya, semua beraromakan cinta, sampai WC kampus pun tertulis kata, "S***I cinta E**"
benarkah itu hari resmi pernyataan dan perayaan cinta, mari kita selidiki kasus ini ala detektif, ciee..

SEJARAH VALENTINE’S DAY
 
Memang asal usul kasus valentin ini agak rancu, ada banyak versi yang ditemukan-yang pasti tidak ada kaitannya dengan islam dan- namun tidak akan saya sebutkan semua, malu saya nyebutinnya, ntar dikira sombong lagi..silahkan tanyakan ke mas Wiki saja,
The World Book Encyclopedia (1998)melukiskan banyaknya versimengenai Valentine ’s Day :“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that springis a time for lovers. ” Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acakdan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang danobyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala.Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatangdan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akanmembuat mereka menjadi lebihsubur.Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama- nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (Lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi padaajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine ’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (Lihat: The World Book Encyclopedia 1998). The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (Lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (Lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998). Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti: “ Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik Besar, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala dan pelaku nya keluar dari Islam. Kita berlindung dari Allah terhadap perbuatan ini. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Wah, kita mah mo terus terang aja ya Mas, Den, Mba ’, Teh, kang, neng, kalo V Day adalah budaya kufur. Sudah terlalu banyak sejarawan – muslim ataupun non-muslim – yang membeberkan kalo peringatan V Day itu berkaitan ama ritual agama di luar Islam. Jadi, sama sekali nggak ada hubungan dengan agama Islam, laksana langit dan sumur. Kagak nyambung abis. Nggak percaya? Cari aja di Al Qur ’an, kitab-kitab hadits ataupun kitab-kitab fikih. Nggak ada satupun ulama yang menganjurkan peringatan V Day. Yang ada malah larangan berat. Sebut saja firman Allah Ta ’ala: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am : 116) Juga hadits Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “ Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk ke dalamnya. ” (HR. Abu Daawud[1] no. 4031)

Terakhir mari kita simak fatwa dari Ulama kita,  Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya:

" Telah menyebar pada masa-masa akhir ini perayaan " kasih sayang " (valentine day’s), lebih terkhusus para pelajar wanita, dan ini termasuk di antara hari raya kaum lain, dan semuanya diberi model dengan warna merah, baik pakaian, sepatu, dan mereka saling bertukar bunga-bunga berwarna merah. Kami harap dari engkau –yang kami muliakan- penjelasan tentang hukum merayakan hari raya ini, dan apa nasehat engkau kepada Kaum Muslimin dalam perkara-perkara seperti ini?. Semoga Allah menjaga dan memeliharamu.

Beliau menjawab: Merayakan hari kasih sayang (valentine days) tidak boleh, ditinjau dari beberapa sisi:...

Pertama: bahwa itu merupakan perayaan bid’ah (sesuatu hal yang tidak ditambah2kan yang tidak ada dalam Islam), tidak ada asalnya dalam syari’at.

Kedua: bahwa hal tersebut mengantarkan kepada cinta buta dan kerinduan ( kepada lawan jenis bukan mahram ).

Ketiga: hal tersebut mengantarkan kepada tersibukkannya hati dalam urusan-urusan rendah seperti ini, yang menyelisihi bimbingan salafus shalih .

Maka tidak dihalalkan pada hari ini muncul sesuatu yang itu merupakan bentuk syi’ar terhadap perayaan tersebut, apakah dalam hal makanan, minuman, pakaian, atau saling memberi hadiah, atau yang lainnya.

Wajib bagi seorang muslim merasa mulia dengan agamanya dan jangan dia menjadi seorang yang tidak punya pegangan, mengikuti setiap ada orang yang berteriak (mengajak kepada sesuatu). Aku memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar memberi perlindungan kepada Kaum Muslimin dari segala fitnah yang zhahir maupun yang batin dan semoga Dia senantiasa menolong kita dengan pertolongan dan taufiqNya. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :16/199)

So, kalo ada remaja muslim/muslimah yang kelatahan beli coklat, permen,asesoris bentuk hati atau ngirim gambar via sms atau MMS yang berhubungan dengan V Day, kita kasih aja tiga kata: ISTIGHFAR DEH LO! Tidak mem-beo acara Valentine bukan berarti anti Barat. Hal-hal yang bersifat netral dan tidakmerusak  akidah, bisa kita terima dengan tangan terbuka. Misalnya saja teknologi seperti komputer, pesawat terbang bahkan belajar bahasa Inggris. Itu sah-sah aja kok untuk dipelajari dan dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia. Tapi bila sudah pada tataran pemikiran dan peradaban semisal perayaan Valentine, natalan, demokrasi, hedonisme, permisifisme (paham serba boleh), atau isme lainnya,wah…nanti dulu. Seorang muslim itu punya prinsip. Dia tidak akan pernah terombang-ambing oleh serbuan budaya yang nggak jelas asal-usulnya. Yangnggak jelas aja nggak mau apalagiyang jelas-jelas bukan budaya Islamdan tujuannya adalah merusakgenerasi muda muslim semisalValentine’s Day ini. Jadi mulai saatini, detik ini, tanamkan dalam dirikamu bahwa Valentine’s Day NO,tapi Islam YES, okay? Siippp deh!


Sumber: http://pecintasunnah.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukron telah berkomentar