Quo Vadis LIDMI ?
Oleh: Affandy Hamid
(Ketum MPM periode
1429-1430
H/2008-2009M )
Pak
Natsir selalu berpesan kepada jama’ahnya, ada tiga kekuatan umat, yaitu
masjid, kampus, dan pesantren. Ini adalah basis kekuatan Islam. Beliau
meminta umat untuk memikirkan dan memberdayakan itu.[7]
Kutipan
diatas satu diantara perkataan Pak Natsir Rahimahullah terkait humum
(perhatian) beliau pada perbaikan ummat. Kata beliau, kekuatan umat
salah satunya adalah kampus. Di masa muda dan kampus inilah kita berada
saat ini, untuk mengerahkan segala potensi pikiran, jiwa, masa muda,
dll,.. ingin membenang merahkan satu hal yang sering diingatkan oleh
salah satu murabbi kami (Ust Jahada hafidzahullah)…tentang “Apa yang
telah kita perbuat untuk Islam ini ?” sebuah pertanyaan yang nggak butuh
jawaban, tapi butuh ketulusan hati, jiwa untuk bekerja dan bergerak
dalam iqamatul Islam secara khusus di kampus dan dimanapun kita berada …
Dengan bahasa “satu dua hari ini” kita akan melaksanakan perhelatan
yang cukup besar atau bisa di katakan prestige yakni TUNAS II LIDMI…ya
begitulah sebuah singkatan ini disebut, yang jika kita urai maka akan
menjadi “ Temu Nasioanal II Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia”…nggak
bermaksud mau mengurai sejarah LIDMI coz nggak sempat membuka file-file
tentang ini, bahkan tahun miladnya pun ana lupa…afwan ya akh…tapi sebuah
core ( inti ) yang ingin kami curhatkan bahwa…mungkin kita sudah
melihat dan mengamati sejak lahir hingga saat ini terkait dengan LIDMI
ini...plus minusnya ketika kita mau mengcompatiblekan dengan keberadaan
potensi ikhwah-ikhwah kampus dan LDK yang sefikrah (sepemahaman) tetapi
dengan lokalitas/kultur yang berbeda diseluruh Indonesia pun kita sudah
mengetahuinya. Hal ini setidaknya bisa menjadi bekal perbaikan yang kita
bawa dalam TUNAS II di Makassar dan menjadi oleh-oleh pikiran dan
konsep yang dibawah pulang para ikhwah ke daerahnya masing-masing.
Hopefully…Meminjam istilah Malcolm Gladwell dalam “TIPPING POINT” dari
hasil TUNAS II ini ada fenomena “Word of Mouth” atau ketok tular yang
bisa menggaungkan LIDMI menjadi representasi mahasiswa the real ASWAJA (
Ahlussunna Wal Jama’ah) untuk saat ini dan yang akan datang.
Quo
Vadis ( Mau Kemana ) LIDMI ?...Jawabannya mungkin sudah ada dikepala
para konseptor…yang kemudian akan di revealed (diungkap) dalam tunas
LIDMI nanti, dan apapun role model ataupun quo vadis LIDMI yang akan di
ungkap dan disepakati bersama, tentu menjadi tanggung jawab dan milik
kita bersama dalam mengusung dan mendukungnya…tidak mau membandingkan
tetapi mengambil pelajaran dari lembaga-lembaga lain bagi lembaga atau
organisasi kita ( mengingat perkataan murabbi kami…Ust Ridwan H
hafidzahullah ketika menyebutkan jama’ah2 yang ada hari ini)…
Terkhusus mengamati gerakan dakwah kemahasiswaan atau amal thullabi hari
ini, maka kita dapatkan beberapa faksi-faksi yang ada. Dan yang cukup
mayoritas hari ini adalah gerakan tarbiyah ( ikhwanul muslimin ),
makanya istilah “tarbiyah” menjadi brand khususnya di Jawa sebagai
identifikasi istilah untuk jama’ah ini. Dan jama’ah fikrah inilah yang
banyak menempati UKM LDK dan LDF yang ada dikampus-kampus umum hari ini.
In the past (masa lampau) lembaga-lembaga dakwah kampus (LDK)
sebenarnya ditempati oleh mahasiswa muslim umum yang memiliki ghirah
keislaman dan masih bercampur dengan faksi-faksi pemikiran islam yang
ada pada waktu itu. Dari kumpulan LDK yang berkembang di kampus-kampus
dibuatlah sebuah wadah yang bernama FSLDK (Forum Silaturahmi Lembaga
Dakwah Kampus), sebagai sebuah wadah silaturahim dan upaya mengatasi isu
bersama ummat islam dalam lingkup nasioanal maupun internasional.
Situasional politik ditahun 1998 membuat pertemuaan FSLDK ini melahirkan
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam) yang akhirnya menjadi lembaga
eksternal keislaman yang melakukan kaderisasi dan mendampingi
kampus-kampus saat ini …briefly, seiring dengan perkembangan
gerakan-gerakan keislaman dan kondisi politik yang ada di Indonesia
menkerucutkan dominasi para mahasiswa dari gerakan tarbiyah/ikhwan
menempati LDK-LDK dan organisasi KAMMI…dari dominasi saudara-saudara
kita dari fikrah ikhwan di FSLDK inilah dan dengan alasan menyatukan
visi/ blue print perjuangan, mendorong munculnya BKLDK (Badan Koordinasi
Lembaga Dakwah Kampus) yang diusung oleh saudara-saudara kita yang
berhaluan fikrah Hizbut Tahrir dan juga didukung dengan organisasi
eksternal keislaman beliau “GEMA (Gerakan Mahasiswa) Pembebasan”…di
sudut-sudut yang lain masih tetap eksis organisasi eksternal keislaman
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang sudah ada sejak zaman kemerdekaan
yang terus melakukan proses kaderisasinya, yang kemudian hari menjadi
dua faksi yakni MPO dan DIPO yang memiliki kencendrungan hari ini berada
dalam pengaruh fikrah syiah dan JIL, dan eksistensi HMI dapat terlihat
dari mayoritasnya kader-kader HMI yang ditanam mengisi lembaga-lembaga
kemahasiswaan hari ini, Wallahu ‘alam…ada juga PMII (Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) yang keumumannya eksis di
universitas-universitas keislaman seperti UIN yang juga sebagai
representative ormas NU…begitupun IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
yang juga bergerak dalam gerakan kemahasiswaan dibawah naungan ormas
Muhammadiyah….dan satu lagi adalah “Dakwah Salaf”, Me-refer tulisan ust
Muhammad Ikhsan Zainuddin tentang “Gerakan Salafi Modern Indonesia” (www.wahdah.or.id)
setidaknya memberikan gambaran tentang kondisi dakwah Ahlussunnah Wa
Jama’ah hari ini...dan hal ini juga adalah gambaran terkait varian model
mahasiswa yang tersibgah dengan dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah(Salaf)
di berbagai kampus di Indonesia hari ini, di Jawa secara khusus ada
“Forum Komunikasi Dakwah Salaf Antar Kampus” yang tentu diusung oleh
salah satu varian dakwah ini…Faksi-faksi yang kami sebut diatas bukan
batasan faksi yang bergerak di kampus, karena jika saja kita tetap
mengamati, maka masih tetap ada faksi-faksi islam yang lainnya yang
ingin meng-eksiskan ideology/ manhaj mereka di kampus-kampus yang
merupakan basis kekuatan dan intelektual…Wallahu ‘alam
The
Last…semoga basa-basi (sumbang ide) ini bisa bermanfaat...dan INTInya
Cuma mau katakan “SELAMAT ATAS TERSELENGGARANYA TUNAS II
LIDMI…BARAKALLAHU FIIKUM…”…
barakkahu fik... TUNASnya...
BalasHapusselamat buat UNHAS jadi PUSJARNAS 2012-2014